🦦 Hadits Anas Bin Malik 72

Al Bukhari dan Muslim) Demikianlah sekelumit kisah Anas bin Malik, semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya dan keluarganya sebagaimana ia telah mendedikasikan hidupnya untuk melayani Rasulullah saw. dan sebagaimana rasa sykurnya atas limpahan ilmu, harta anak dan umur yang panjang yang Allag berikan kepadanya. Aamiin.
detikHikmahJumat, 09 Jun 2023 0500 WIB Imam Malik bin Anas, Ulama Fikih dan Hadits Pendiri Mazhab Maliki Imam Malik bin Anas merupakan salah satu tokoh dalam bidang fikih dan hadits. Ia adalah pendiri mazhab Maliki.
BARU saja Rasulullah hendak tinggal dan menetap di Madinah, lalu datanglah Al Ghumaisha’ binti Milhan, ibunya Anas bin Malik, menghadap beliau. Al Ghumaisha’ membawa anaknya yang masih kecil yang diajak untuk menghadap Rasulullah. Saat itu Anas berambut poni dengan uraian rambut kecil yang bergerak ke kanan dan ke kiri menutupi keningnya. Hadits Malik Nomor 1272 و حَدَّثَنِي مَالِك عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ أَنَّهُ قَالَ تُوُفِّيَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ فِي نَوْمٍ نَامَهُ فَأَعْتَقَتْ عَنْهُ عَائِشَةُ زَوْجُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رِقَابًا كَثِيرَةً قَالَ مَالِك وَهَذَا أَحَبُّ مَا سَمِعْتُ إِلَيَّ فِي ذَلِكَ Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Yahya bin Said] berkata; "Abdurrahman bin Abu Bakar meninggal ketika dia tertidur, [Aisyah], isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu membebaskan budak yang banyak." Malik berkata; "Dalam hal ini pendapat inilah yang paling saya suka untuk didengar."

Narrated: Anas bin Malik From Sahih Muslim. Hadith No: 9. Narrated/Authority of Anas bin Malik. Listed in: Faith (Kitab Al Iman) that he said: We were forbidden that we should ask anything (without the genuine need) from the Holy Prophet. It, therefore, pleased us that an intelligent person from the dwellers of the desert should come and asked

Utama Tag Memohon Izin Sahih Muslim - Koleksi 1 - No. 28 Sahih Muslim - Koleksi 1 - No. 28 Dari Anas bin Malik katanya "Pada suatu ketika Nabi saw. berada dalam suatu perjalanan bersama Mu'adz bin Jabal, sedangkan Mu'adz membonceng di kenderaan beliau. Sabda Rasulullah saw., "Hai, Mu'adz!" Jawab Mu'adz, "Hamba, ya Rasulullah." Sabda Rasulullah saw., "Hai, Mu'adz!" Jawab Mu'adz, "Hamba, ya Rasulullah." Sabda Rasulullah saw., "Hai, Mu'adz!" Jawab Mu'adz, "Hamba, ya Rasulullah!" Sabda Rasulullah saw., "Tidak seorang jua pun hamba yang mengucapkan syahadat, bahawa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad hamba-Nya dan Rasul-Nya, melainkan Allah mengharamkannya atas neraka," Kata Mu'adz, "Apakah harus ku sampaikan kepada orang ramai, supaya mereka gembira?" Jawab Nabi saw., "Kalau-kalau nanti mereka berpangku tangan saja," Tetapi Mu'adz menyampaikannya juga ketika dia hampir meninggal, kerana dia takut berdosa tidak menyampaikan hadis," Pembebasan Hamba, Perbuatan-Perbuatan Zalim, Shahabat-Shahabat Nabi, Musibah Sakit, Memohon Izin, perjalanan, kenderaan, ansar, berjalan, sulaiman, nabi, dada, munafik, Ucapkanlah, syahadat
HADITS HADITS TENTANG SHOLAT LIMA WAKTU KE 19 HADITS ANAS BIN MALIK: عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ لِلَّهِ مَلَكًا يُنَادِي عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ: يَا بَنِي آدَمَ، قُومُوا إِلَى نِيرَانِكُمْ
Ilustrasi – Anas bin Malik bin Nadzor bin Dhomdom bin Zaid bin Harom bin Jundub bin Amir bin Ghanam bin Adi bin An Najjar, Abu Hamzah Al Ansori Al Khazraji lahir pada tahun 612 M. Anas bin Malik merupakan sahabat Rasulullah SAW yang menempati urutan ketiga perawi hadits terbanyak. Ia meriwayatkan sebanyak hadits. Anas bin Malik masih kerabat Rasulullah SAW dari jalur istri. Ibunya bernama Ummu Sulaim Malikah binti Milhan bin Kholid bin Zaid bin Harom, istri Abi Tholhah Zaid bin Sahl Al Ansori. Ketika Rasulullah SAW datang ke Madinah, Anas bin Malik berumur 10 tahun. Dan ketika itu juga, ibunya datang kepada Rasulullah dan berkata, “Ini adalah Anas, anak yang pandai yang akan menjadi pembantumu”. Kemudian Anas diserahkan kepada Rasulullah SAW dan beliau pun menerimanya. Ibunya pun memohon kepada Rasulullah untuk mendoakan Anas, maka Rasul pun berdoa untuknya, “Ya Allah perbanyaklah anak dan hartanya, serta masukkanlah dia ke dalam surga” dalam riwayat lain, “Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya, panjangkanlah umurnya dan ampunilah dosanya” Maka dalam sebuah riwayat dari Anas berkata, “Demi Allah hartaku sangat melimpah, sampai kurma dan anggurku berbuah dua kali dalam setahun. Jumlah anak-anak dan cucuku – cucuku mencapai seratus.” dalam riwayat lain seratus enam. Dalam riwayat lain juga disebutkan dari anak perempuannya Aminah, mengabarkan tentang anak beliau yang mati dan dikuburkan saja itu mencapai 120 anak, selain cucunya, itu pada saat Hajjaj berkuasa di Basrah. Berkat do’a Rasulullah SAW ia menjadi sahabat yang paling banyak anaknya serta paling panjang umurnya, dan paling akhir meninggal dunia. Rasulullah SAW memberikan gelar kepada Anas bin Malik dengan sebutan Abu Hamzah yang berarti singa’. Ia juga pernah dipanggil Rasulullah dengan sebutan, ياذا الأذنين yang berarti “Wahai yang punya dua telinga”. Anas bin Malik tumbuh menjadi remaja yang cerdas. Ia adalah seorang Mufti, Qori’, Muhaddits, dan juga seorang perawi hadits Islam. Dia mendapatkan banyak ilmu dari Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar, Usman, Mu’ad, Usaid Al Hudair, Abi Tholhah, Ibunya sendiri; Ummu Sulaim putri Milhan, Bibinya; Ummu Haram dan suaminya; Ubadah bin Shamit, Abu Dzar, Malik bin Sha’sha’ah, Abi Hurairah, Fatimah dan masih banyak lainnya. Darinya juga banyak mencetak cendekiawan muslim, diantaranya adalah Al Hasan, Ibnu Sirin, Asy Sya’bi, Abu Kilabah, Makhul, Umar bin Abdul Aziz, Tsabit Al Banani, Bakar bin Abdillah Al Mazani, Az Zuhri, Qotadah, Ibnul Munkadir, Ishak bin Abdillah bin Abi Tholhah, Abdul Aziz bin Shuhaib, Syuaib bin Al Habhab, Amru bin Amir al Kufi, Sulaiman At Taimi, Hamid At Thowil, Yahya bin Sa’id Al Ansori, Katsir bin Salim, Isa bin Thohman dan Umar bin Syakir. Selain yang tersebut di atas, masih banyak lagi cendekiawan muslim yang berguru pada Anas bin Malik. Ada lebih dari 150 orang yang tsiqoh, 190 orang yang lemah, dan selebihnya adalah orang–orang yang tidak tsiqoh bahkan hadits dari mereka secara global dibuang. Seperti Ibrahim bin Hadbah, Dinar bin Abu Makis, Khorrosy bin Abdillah, Musa At Tahwil. Anas bin Malik selalu setia menemani Nabi saw dalam berdakwah sejak hijrahnya Rasulullah hingga Rasulullah wafat. Ia juga banyak mengikuti peperangan bersama Rasulullah dan mengikuti baiat di bawah pohon Bai’at Ridwan. Anas mulai ikut berjihad mulai dari kecil. Dikatakan kepada Anas Apakah engkau menyaksikan perang Badar? Ia menjawab ” Laa umma laka! Kemanakah saya kalau sampai tidak hadir.” Muhammad bin Abdullah berkata ” Anas keluar bersama Rsulullah ketika terjadi perang Badar, ia adalah seorang anak yang membantu Rasulullah.” Musa mengabarkan bahwa Anas mengikuti peperangan sebanyak delapan kali. Anas jika berbicara tentang hadits Rasulullah SAW, maka setelah selasai ia mengatakan, “Sebagaimana yang dikatakan Rasulullah SAW.” Musnad Anas sebanyak yang disepakati Bukhari dan Muslim sebanyak 180 hadits, dan yang hanya dalam riwayat Bukhari 80 hadits dan Muslim 90 hadits. Baca juga Keutamaan-keutamaan Kisah Anas bin Malik
  1. Уми ոմо ιм
  2. Аще ки
Narrated By Anas bin Malik : The Prophet said, "Plauge is the cause of martyrdom of every Muslim (who dies because of it)." Sahih Bukhari 4.52.88 Narrated By Anas : The Emigrants and the Ansar started digging the trench around Medina carrying the earth on their backs and saying, "We are those who have given a pledge of allegiance to Muhammad

Tulisan Merah adalah perkataan Kristen..sedangkan yang tulisan hitam adalah jawaban dari penulis Kristen mengatakan Isa Al-Masih adalah The-Word incanated, yaitu Firman/Kalimat Allah yang Ilahi turun nuzul masuk kedunia melalui Maria. “lahir” menjadi anak manusia! APAKAH BENAR ISA ITU KALIMATULLAH YANG NUZUL….??SO MARI KITA SIMAK…. VERSI ISLAM DIKATAKAN… HADITS PERKATAAN Muhammad sendiri yang mengatakan “Isa faa innahu Rohullah wa Kalimatuhu’- Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan Firman-Nya. Hadits Anas bin Malik–Mutiara Hadits halaman 353. Terjemahan Kata Ibnu Abbas Yahya dan Isa adalah saudara sepupu dari pihak ibu, dan ibu Yahya pernah berkata kepada Maryam “Aku mendapati bahwa bayi yang ada dalam perutku bersujud kepada bayi yang ada di perutmu”. Yahya sudah membenarkan Isa sejak dalam kandungan ibunya, dan dialah orang yang paling awal menyaksikan kebenaran Isa, yaitu Isa sebagai Firman Allah. Jawab Hadits yang sebenarnya berbunyi “Isa faa innahu Roh-ul-Lah wa kalimatuhu” Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan Kalimat-Nya [ Hadist riwayat Anas bin Malik Hal. 72 ] Tanpa adanya penambahan kata TERJEMAHAN karena hadits tersebut tidak menyambung sebagaimana si penuding mencoba/memasukkan terjemahan dengan menghubungkan perkataan dari Ibnu Abbas Isa Faa Innahu Roh ul lah wa kalimatuhu lihat konteks yang sebenarnya dibawah ini عيسى – Isa قال – Isa berkata يكون – adalah ia Isa له – bagi-Nya-lah/memiliki وعيسى – dan Isa وأقسطوا – dan berlaku adil-lah kamu وكفى – dan cukup-lah وعيسى – dan Isa وروح – dan roh والروح – dan Roh/Jibril واركعي – dan ruku’lah واركعوا – dan ruku’lah kamu بعيسى – dengan Isa بروح – dengan Roh بروح – dengan roh pertolongan هو – Dia-lah قال – ia Isa berkata عيسى – Isa قتلوه – mereka membunuhnya Isa فيه – padanya Isa الروح – roh روحي – roh-Ku روحا – roh/Al Qur’an الروح – roh/jibril اركعوا – ruku’lah kamu konteks ayat tersebut tidak mengandung pengertian seperti yang mereka penuding fahami. Pengertian yang tersirat dalam ayat tersebut adalah bahwa Allah Ta’ala menyebutkan kata “al Masih” kemudian menggantikan nama itu dengan nama orang personifikasi, yaitu Isa yang dinasabkan kepada ibunya, Maryam, sebagaimana orang lain dinasabkan kepada ayahnya. Allah menjadikannya sebagai rasul yang diutus kepada Bani Israil, kemudian penggambarannya disambungkan kepada Allah, maka dikatakan bahwa dia adalah “kalimat Allah” atau dengan kata lain, Allah menciptakannya dengan perkataan “jadilah” kun, sebagaimana Allah menciptakan Adam dengan kata tersebut tanpa melalui proses pembuahan tanpa ayah dan ibu, kemudian menggambarkannya sebagai ruh yang diciptakan Allah Ta’ala. Allah menyebut Isa sebagai Rasul Allah atau orang yang diutus Allah, sebagaimana para rasul yang membawa syariat-Nya yang diutus kepada makhluk-Nya agar mengajak mereka untuk beribadah kepada Allah. Isa sebagai “kalimat Allah” yang diutus-Nya melalui seorang malaikat. Malaikat itu meniupkan ruh ke dalam perut Maryam sehingga ia mengandung, kemudian Allah menyebutkan bahwa ruh itu berasal berasal dari-Nya, yaitu ruh yang merupakan makhluk ciptaan Allah pula. Maka penamaan “kalimat Allah” merupakan tambahan kemuliaan, seperti yang terdapat dalam kata “Rumah Allah” Baitullah, “pedang Allah” saifulah atau “Unta Allah” Naaqatallah. Sedangkan kata “Ruh al Qudus” yang disebutkan Allah Ta’ala “Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus”. QS Al Baqarah 2 87, yang dimaksudkan adalah Jibril yang merupakan malaikat pembawa wahyu yang diturunkan kepada para nabi dan ia adalah makhluk ciptaan Allah, sebagaimana malaikat-malaikat yang lainnya. Hal ini juga dibahas dalam kitab Fathul Majid Bab Fadhlut Tauhid Ma yukaffiru Minadz Dzunuub mulai halaman 57. Menjelaskan bahwa Isa Alaihissalam dinamakan dengan “kalimat” karena dia diciptakan dengan firman Allah “kun”, Isa bukan “kun” tetapi tercipta dengan “kun”. Kun itu dari Allah, sehingga dia bukan makhluk. Kaum Jahmiyah menyatakan bahwa mereka menemukan ayat dalam Kitabullah yang menjadi bukti bahwa Al Quran adalah makhluk yaitu kata “kalimatuhu”. Karena, masih menurut mereka, kalau menganggap kalimat Allah bukan makhluk berarti sama saja menganggap Isa juga bukan makhluk sama seperti anggapan kaum Kristen bahwa Isa adalah bukan makhluk sebagaimana kalimatuhu juga bukan makhluk. Jadi kalau tidak faham dengan hal ini, kita seperti kepada dua pilihan yang sama-sama sesat, pemahaman Jahmiyah, yaitu menganggap kalimatuhu makhluk sehingga Isa adalah makhluk, atau pemahaman kaum Kristen, yaitu menganggap kalimatuhu bukan makhluk sehingga Isa juga bukan makhluk. Beberapa pengertian dari istilah “Kalimat Tuhan” sendiri bisa kita lihat pada ayat al-Qur’an berikut Kalimatutul azabi alal kafirin Telah berlakulah Kalimat azab bagi orang-orang yang kafir – Qs. 39 Az-Zumar 71 Wa izibtala Ibrohima Robbuhu bi kalimati fa atammahunna Dan ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa Kalimat dan tetap dilaksanakannya – Qs. 2 Al-Baqarah 124 Dari contoh persamaan ayat tersebut, bisa diperoleh kesimpulan bahwa istilah Kalimat atau firman Tuhan disini berarti Ketetapan Tuhan kepada makhluk-Nya. Sehingga dengan demikian maksud dari ayat 171 An-Nisaa’ yang menyatakan Isa al-Masih merupakan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam adalah Ketetapan atau keputusan Allah atas kelahiran Isa al-Masih dari diri Maryam yang masih perawan, seperti maksud dari ayat berikut ini Al-masih putera Maryam itu hanyalah salah seorang Rasul seperti para Rasul sebelumnya – yang pernah ada – dan ibunya adalah orang yang sangat benar – Qs. 5 al-maidah 75 Para Rasul itu Kami lebihkan setengah mereka dari setengah lainnya Diantaranya ada yang Allah berkenan berbicara langsung dengannya –seperti Musa- Adapula yang Allah tinggikan derajatnya beberapa tingkat. Juga Kami telah memberi kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat kelebihan Serta Kami kuatkan dia dengan Ruh yang Suci – Qs. 2 al-Baqarah 253 Dan keterangan hadits yang lainnya , bersumber dari Hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah ra., ia berkata Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda Aku adalah orang yang paling berhak terhadap putra Maryam. Para nabi adalah saudara-saudara seayah. Antara aku dan dia putra Maryam tidak ada seorang nabi pun. Shahih Muslim • Hadis riwayat Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw. bersabda Tidak seorang bayi pun yang dilahirkan kecuali telah disentuh oleh setan sehingga ia menangis menjerit karena sentuhan setan tersebut kecuali putra Maryam dan ibunya. Shahih Muslim • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata Rasulullah saw. bersabda Pada suatu hari Isa putra Maryam melihat seorang lelaki mencuri. Isa lalu bertanya kepada lelaki tersebut Kamu telah mencuri? Lelaki tersebut menjawab Tidak, demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia. Selanjutnya Isa berkata Aku beriman kepada Allah dan aku mendustakan diriku. Shahih Muslim Kristen mengatakan QURAN Perhatikan penggalan kalimat Quran Q 4157 = ” …. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera Maryam itu, tidak lain melainkan utusan Allah dan KALIMAHNYA yang Ia [Allah] BERIKAN KEPADA MARYAM DENGAN TIUPAN RUH DARIPADA-NYA [Allah].” Jawab Penuding yang menuliskan ayat tersebut diatas saja sudah SALAH..Tidak ada satupun penggalan kalimat yang sama tertulis dalam QS. 4157 dibawah ini- Silahkan penuding lihat ayat konteks yang sebenarnya – An’Nisaa 4 157 yang bunyinya وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَـكِن شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُواْ فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلاَّ اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِيناً waqawlihim innaa qatalnaa almasiiha iisaa ibna maryama rasuula allaahi wamaa qataluuhu wamaa shalabuuhu walaakin syubbiha lahum wa-inna alladziina ikhtalafuu fiihi lafii syakkin minhu maa lahum bihi min ilmin illaa ittibaa’a alzhzhanni wamaa qataluuhu yaqiinaan 157. dan karena ucapan mereka “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah [378]”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. [378] Mereka menyebut Isa putera Maryam itu Rasul Allah ialah sebagai ejekan, karena mereka sendiri tidak mempercayai kerasulan Isa itu. Keterangan ayat lainnya “Sebenarnya mereka telah melakukan penghinaan terhadap Tuhan, mereka yang mengatakan, bahwa Allah ialah Isa al-Masih anak Mariam. Katakan Siapakah yang dapat merintangi jika Ia hendak membinasakan al-Masih anak Mariam serta ibunya dan setiap orang yang ada di muka bumi ini semua? Kerajaan langit dan bumi serta segala yang ada di antara itu, adalah milik Allah. Ia menciptakan apa yang ada di antara itu, dan Allah Maha Kuasa atas segalanya. Orang-orang Yahudi dan Nasrani berkata Kami adalah anak-anak Allah dan yang dicintaiNya. Katakan Mengapa Ia menyiksamu karena dosa-dosamu itu? Sebenarnya kamupun manusia, seperti yang pernah diciptakanNya. Ia mengampuni siapa saja yang dikehendakiNya dan Ia menghukum siapa saja yang dikehendakiNya. Kerajaan langit dan bumi serta segala yang ada di antara itu, adalah milik Allah. Dan kepadaNyalah kembali sebagai tujuan terakhir.” QS, 517-18 “Sebenarnya mereka telah melakukan penghinaan terhadap Tuhan, mereka yang mengatakan, bahwa Allah itu al-Masih anak Mariam. Bahkan al-Masih berkata Hai anak-anak Israil, sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Barangsiapa mempersekutukan Allah, Allah akan mengharamkan surga baginya dan tempatnya adalah api neraka. Orang-orang teraniaya itu takkan punya pembela. Sebenarnya mereka telah melakukan penghinaan terhadap Tuhan mereka yang mengatakan, bahwa Allah adalah satu dari tiga dalam Trinitas. Tak ada tuhan kecuali Tuhan Yang Satu. Apabila tidak mau juga mereka berhenti menghina Tuhan, pasti mereka yang telah merendahkan Tuhan, itu akan dijatuhi siksaan yang memedihkan.” QS, 572-73 “Dan ingat ketika Allah berkata Hai Isa anak Mariam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang mengangkatku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah? Ia menjawab Maha Suci Engkau, tidak akan aku mengatakan yang bukan menjadi hakku. Kalaupun aku mengatakannya, tentu Engkau sudah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada dalam hatiku, tapi aku tidak mengetahui apa yang ada di dalam Dirimu. Maha Mengetahui Engkau atas segala yang gaib. Tak ada yang kukatakan kepada mereka, selain daripada yang Kauperintahkan kepadaku; supaya mereka menyembah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, dan akulah saksi mereka selama aku berada di mereka. Tetapi setelah Kauwafatkan aku, Engkau Pengawas mereka dan Engkau pula yang menyaksikan segala sesuatu. Kalau Engkau siksa mereka, mereka adalah hamba-hambaMu, kalaupun Engkau ampuni mereka, Engkau Penguasa Maha Mulia dan Bijaksana.” QS, 5116-118 Kristen mengatakan Apakah tersirat bahwa Isa diciptakan dalam kandungan Maria ? Tidak!! Tapi Kalimatullah itu dikandung oleh Maria dengan Kuasa Rohullah. Kata “Al Qoha Ila Maryam” yang diartikan dengan Meniupkannya ke dalam rahim Maryam susunan kalimatnya berbentuk kata kerja transitif fi’il muta’addi, yaitu kata kerja yang membutuhkan obyek penderita. Pada ayat ini, subyeknya adalah “Allah”.Kata kerjanya ialah “alqo” melemparkan. Obyek penderitanya ialah “ha” Kalimah. Tepatnya Allah [God] adalah Subject – Alqo adalah Verb – Kalimatullah adalah Object. Kalimatullah itu dijelmakan dalam Kemanusiaan Yesus, tapi Kalimatullah itu tetap melekat [Qodim] dalam diri Allah. Inilah KeMaha-Hadiran dan KeMaha-Kuasaan Allah. Umat Kristen menamakan Bayi Mesias itu Immanuel [Allah beserta kita]. bandingkan dengan konteks penciptaan Adam, siapapun dengan mudah akan mengerti bahwa ini adalah penciptaan, BUKAN inkarnasi. yg dibuat dari bahan tanah debu dan dihembuskan diberikan nafas. Jawab Kalimat sebenarnya dari arti Al Qoha Ila Maryam قالت – Maryam berkata ومريم – dan Maryam قالت – dia Maryam berkata مريم – Maryam يؤلون – mereka meng-ila bersumpah tidak akan mendekati Kata “Al Qoha Ila Maryam” yang diartikan dengan Meniupkannya kedalam rahim Maryamsusunan kalimatnya berbentuk kata kerja transitif fi’il muta’addi, yaitu kata kerja yang membutuhkan obyek penderita. Pada ayat ini, subyeknya adalah “Allah”. Kata kerjanya ialah “alqo” melemparkan. Obyek penderitanya ialah “ha” Kalimah. Transitif – Fi’il Muta’addi Fi’il muta’addi adalah fi’il yang membutuhkan adanya objek kata kerja transitif Contoh فَهِمَ زَيْدٌ الدَّرْسَ Zaid memahami pelajaran شَرِبَ مُحَمَّدٌ العَسَلَ Muhammad minum madu أَكَلَ عَلِيٌّ الْخُبْزَ Ali makan roti Cara Membuat Fi’il Muta’addi 1. Dibuat mengikuti wazan pola فَعَّلَ Contoh حَسُنَ –> حَسَّنَ سَهُلَ –> سَهَّلَ 2. Dibuat mengikuti wazan pola أَفْعَلَ Contoh خَرَجَ –> أَخْرَجَ كَمُلَ –> أَكْمَلَ Pembagian Fi’il pada Fi’il Muta’addi dan Fi’il Lazim. الْفِعْلُ إِمَّا مُتَعَدٍّ , وَهُوَ الَّذِيْ يَتَعَدَّى مِنَ الْفَاعِلِ إِلَى الْمَفْعُوْلِ بِهِ ؛ كَقَوْلِكَ ضَرَبْتُ زَيْدًا , وَيُسَمَّى أَيْضًا وَاِقعًا , وَمُجَاوِزًا. Kalimah Fi’il itu ada yang Muta’addi, yaitu kalimah fi’il yang melampaui/menjangkau dari Fa’il sampai ke Maf’ul Bih; seperti contoh perkataanmu ضَرَبْتُ زَيْدًا DHARABTU ZAIDAN “aku memukul pada Zaid”. Dinamakan pula Fi’il Waqi’ mengena dan Fi’il Mujaawiz mencapai. وَإِمَّا غَيْرُ مُتَعَدٍّ , وَهُوَ الَّذِيْ لَمْ يَتَجَاوَزِ اْلفَاعِلَ إِلَى الْمَفْعُوْلِ بِهِ ؛ كَقَوْلِكَ حَسُنَ زَيْدٌ , وَيُسَمَّى أَيْضًا لاَزِمًا وَغَيْرَ وَاقِعٍ. Dan ada yang tidak Muta’addi, yaitu kalimah fi’il yang tidak menjangkaukan Fa’il kepada Maf’ul; seperti contoh perkataanmu حَسُنَ زَيْدٌ HASUNA ZAIDUN “ Zaid telah baik”. Dinamakan pula Fi’il Lazim tetap dan Fi’il Ghair Waqi’ tidak mengena. وَتَعْدِيَتُهُ فِي الثُّلاَثِيِّ الْمُجَرَّدِ بِتَضْعِيْفِ الْعَيْنِ , وَبِالْهمزةِ , كَقَوْلِكَ فَرَّحْتُ زَيْدًا , وَأَجْلَسْتُهُ , وَبِحَرْفِ الْجَرِّ فِي الْكُلِّ ؛ نَحْوُ ذَهَبْتُ بِزَيْدٍ , وَانْطَلَقْتُ بِهِ. Cara memuta’addikan Fi’il Lazim di dalam Fi’il Taulatsi Mujarrad yaitu Dengan men-tadh’if-kan melipat/mendobelkan Ain Fi’ilnya, atau dengan Hamzah, contoh perkataanmu فَرَّحْتُ زَيْدًا FARRAHTU ZAIDAN “aku menggembirakan zaid, dan أَجْلَسْتُهُ AJLASTUHU “aku mendudukkannya”. Atau dengan huruf jar untuk semua tsulatsi/ruba’i/mujarrad/mazid, contoh ذَهَبْتُ بِزَيْدٍ DZAHABTU BI ZAIDIN “aku memberangkatkan zaid”, dan انْطَلَقْتُ بِهِ INTHALAQTU BI HI “aku memberangkatkannya”. Jadi sudah jelas, yang masuk kedalam tubuh Maryam itu adalah “Kalimah Hawadis” dan bukan “Kalam Qodim”. Sebab, mustahil Allah memasuki tubuh Maryam. Seandainya peristiwa mustahil ini bisa terjadi, maka susunan kalimatnya memakai kata kerja intransitif fi’il lazim sebagai berikut Wakola muhu yad ghulu fi Maryam Artinya dan Firman-Nya memasuki tubuh Maryam Dan, ketika kami mengatakan mesjid adalah rumah Allah apakah artinya Allah tinggal di sana? Ketika Allah berfirman, “Unta betina Allah.” Asy-Syam 9113 Apakah unta itu adalah unta Allah, seperti makna lahirnya? Seandainya pemahaman untuk ayat ini seperti yang mereka katakan, tentu Nabi Adam adalah anak Allah juga, karena Allah berfirman tentangnya, “Dan Ku-tiupakn kepadanya roh ciptaanKu.” Shaad 38 72 Allah berfirman, “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh ciptaan-Nya.” As-Sajdah 329 Dalam bahasa, ungkapan seperti ini dinamakan dengan Al-Majaaz, sebagaimana firman Allah tentang Jibril, bahwa dia adalah Ruhul Qudus. Allah berfirman, “Dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus.” Al-Baqarah 287 Allah berfirman tentang Al-Quran, “Ruh/wahyu Al-Quran dengan perintah kami.” Asy-Syuuraa 4252 Sesungguhnya sesuatu adalah yang memberinya kehidupan dan membedakannya dari sesuatu yang mati, yang tidak ada kehidupan padanya. Jibril adalah ruh, karena Allah menjadikannya dapat meghidupkan hamba dengan wahyu yang di bawahnya. Al-quran adalah ruh, karena dengannya kehidupan hakiki bagi manusia. Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeruh kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu,” Al-Anfaal 824 Maka, firman Allah tentang Nabi Isa, “Dari ruh Kami,maksudnya adalah ruh ciptaan Kami. Allah SWT, Berfirman, Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan[433]. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka ahli kitab tanda-tanda kekuasaan Kami, kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu. QS. al-Maa’idah 5 75. [433]. Maksudnya ialah bahwa Isa dan ibunya adalah manusia, yang memerlukan apa yang diperlukan manusia, seperti makan, minum dan sebagainya Apa yang terjadi dan dialami oleh Maryam ini sudah bukan pada tempatnya lagi untuk didongengkan oleh kaum Nasrani selama ini sebagai cikal bakal kelahiran seorang Tuhan atau anak Tuhan. “Katakan Allah itu Satu. Allah itu abadi dan mutlak. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tiada satu apa pun yang menyerupai-Nya.” QS, 1121-4 “Tidak sepatutnya bagi Allah akan mengambil anak. Maha Suci Ia.” QS, 1935 “Hal seperti terhadap Isa bagi Allah sama seperti terhadap Adam; dijadikan-Nya ia dari tanah lalu dikatakan jadilah, maka jadilah ia.” QS, 359 Allah berfirman, “Dan mereka berkata “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil mempunyai anak”. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar . Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menda’wakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil mempunyai anak. Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri. Maryam 19 88-95 Jadi Penuding yang menuliskan konteks makna ayat tersebut ternyata tidak mengerti dan sangat keliru dengan makna lahirnya, Alias ngawur.. Kristen mengatakan Sedangkan An-Nisa 171 ” …. KalimahNya yang Ia BERIKAN KEPADA MARYAM DENGAN TIUPAN RUH DARIPADANYA …. ” Kalau Anda mau jujur, nats An-Nisa 171 adalah INKARNASI/NUZUL Kalimatullah dalam Kemanusiaan Isa Al Masih, sama sekali BUKAN penciptaan! BERIKUT KONFIRMASI DALAM QURAN DAN HADITS ISA ADALAH SANG FIRMAN/ALLAH YANG NUZUL…. Isa AS mengatakan perkataan yang benar “Dzaalika isabnu Maryama qaulal haqqil ladzil fiihi yamtaruum” Itulah Isa putra Maryam yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenaran-Nya Maryam, 1934 Jawab Ayat An-Nisaa 171, yang dikutip oleh si penuding tersebut hanya berdasarkan asumsi pemikirannya saja dan tidak merujuk kepada ayat sebenarnya… An-Nisaa 171, Ayat yang sebenarnya bunyinya begini yaa ahla alkitaabi laa taghluu fii diinikum walaa taquuluu alaa allaahi illaa alhaqqa innamaa almasiihu iisaa ibnu maryama rasuulu allaahi wakalimatuhu alqaahaa ilaa maryama waruuhun minhu faaaminuu biallaahi warusulihi walaa taquuluu tsalaatsatun intahuu khayran lakum innamaa allaahu ilaahun waahidun subhaanahu an yakuuna lahu waladun lahu maa fii alssamaawaati wamaa fii al-ardhi wakafaa biallaahi wakiilaan 171. Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu [383], dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan yang diciptakan dengan kalimat-Nya [384] yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan dengan tiupan roh dari-Nya [385]. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan “Tuhan itu tiga”, berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara. [383] Maksudnya janganlah kamu mengatakan Nabi Isa itu Allah, sebagai yang dikatakan oleh orang-orang Nasrani. [384] Lihat not 193. [385] Disebut tiupan dari Allah karena tiupan itu berasal dari perintah Allah. Jelas sekali, si penuding hanya berasumsi saja bahkan asal tulis. Dan ayat yang saya tuliskan diatas sudah sangat benar menginformasikan kepada manusia bahwa Isa adalah utusan bukan Allah. Sedangkan pada surat Maryam 1934 yang bunyinya dzaalika iisaa ibnu maryama qawla alhaqqi alladzii fiihi yamtaruuna 34. Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. Benar Isa mengatakan tentang “kebenaran“ tetapi kebenaran yang Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, sebagaimana sambungan ayat 34 sampai 36 yang bunyinya maa kaana lillaahi an yattakhidza min waladin subhaanahu idzaa qadaa amran fa-innamaa yaquulu lahu kun fayakuunu 35. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya “Jadilah”, maka jadilah ia wa-inna allaaha rabbii warabbukum fau’buduuhu haadzaa shiraathun mustaqiimun 36. Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahIah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang ia. Jadi jelaslah sudah Allah Maha Suci dan tak layak punya anak sebagaimana keterangan ayat diatas tersebut. Kristen mengatakan Isa AS adalah Roh Allah yang menjelma menjadi Manusia yang sempurna “arsalnaa ilaihaa ruuhanaa fa tamatstsala lahaa basyaran sawiyya.” Kami mengutus Roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya menjadi Manusia yang sempurna Maryam, 1917 Isa AS dilahirkan bukan dari bapa Insani, tetapi dari Roh Allah “Wallatii ahshanat farjahaa fa nafakhnaa fiihaa mir ruuhinaa Wa ja’alnaahaa wabnahaa ayatal lil aalamiin” Ingatlah kisah seorang perempuan yang memelihara kehormatannya Maryam lalu Kami tiupkan kepadanya Roh Kami Roh Allah dan Kami jadikan dia dan Anaknya tanda kuasa Allah bagi semesta alam. Al Anbiyaa, 2191 Jawab Maryam 1917 bunyinya begini= faittakhadzat min duunihim hijaaban fa-arsalnaa ilayhaa ruuhanaa fatamatstsala lahaa basyaran sawiyyaan 17. maka ia mengadakan tabir yang melindunginya dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami [901] kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna. [901]. Maksudnya Jibril Disambung dengan ayat lain yang bunyinya qaalat innii a’uudzu bialrrahmaani minka in kunta taqiyyaan 18. Maryam berkata “Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”. qaala innamaa anaa rasuulu rabbiki li-ahaba laki ghulaaman zakiyyaan 19. Ia jibril berkata “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”. qaalat annaa yakuunu lii ghulaamun walam yamsasnii basyarun walam aku baghiyyaan 20. Maryam berkata “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan pula seorang pezina!” Jadi si penuding tersebut keliru dalam memahami konteks ayat itu.. Sedangkan ayat Al-Anbiyaa 2191 bisa di baca pada keterangan pada link dibawah ini Dan Maha Suci Allah dari sekutu dan anak QS. 222, 2116, 318, 379, 380, 4171, 6100, 6101, 1068, 1330, 1430, 1617, 1620, 1621, 1657, 1740, 1742, 1743, 17111, 184, 1935, 1989, 1990, 1992, 2117, 2122, 2126, 2391, 252, 2698, 26213, 2759, 2760, 2761, 2762, 2763, 2764, 2868, 3422, 3427, 3433, 3540, 374, 37152, 37153, 37158, 37159, 37180, 394, 419, 4319, 4381, 4382, 5239, 5243, 5323, 5327, 723, 7220, 1121, 1123, 1124 Dan sifat Allah berbeda dengan Makhluknya QS. 691, 6101, 6103, 17111, 1965, 205, 2050, 2123, 2559, 2888, 3027, 3541, 3967, 4211, 5527, 1121, 1122, 1123, 1124 Dan Para utusan Allah pun tidak mengetahui alam ghaib QS. 3179, 5116, 650, 7188, 1020, 1131, 1149, 1978, 2765, 3414, 5241, 5335, 6847, 7226 Kristen mengatakan Hadist Shahih Bukhari jilid III hal. 208 ayat 1493. Semua anak Adam yang lahir sudah disentuh setan, kecuali Isa Putera Maryam. Hanya Isa yang tidak dapat disentuh SETAN…mengapa?Krn Isa adalah TUHAN..ok2…. Hanya Isa Anak Maryam yang langsung masuk Syurga kerana Dia suci. Maryam, 1919=>SUCI=ZAKKIYAH=FITRI Q 1919 Transliteration Qala innama ana rasoolurabbiki li-ahaba laki ghulaman zakiyya=>SUCI SEPENUHNYA Sahih International He said, “I am only the messenger of your Lord to give you [news of] a pure boy.” ADAKAH MANUSIA SUCI???ALQURAN MENCATAT TIDAK ADA MANUSIA YANG BISA LUPUT DARI DOSA-DOSA KECIL…TERMASUK SAAT MANUSIA ITU DALAM JANIN….[Q 5332] Q 5332 Transliteration Allatheena yajtaniboona kaba-iraal-ithmi walfawahisha illa allamama innarabbaka wasiAAu almaghfirati huwa aAAlamu bikum ithanshaakum mina al-ardi wa-ith antum ajinnatun feebutooni ommahatikum fala tuzakkoo anfusakumhuwa aAAlamu bimani ittaqa Jawab Hadits yang sebenarnya bunyi seperti ini Hadis riwayat Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw. bersabda Tidak seorang bayi pun yang dilahirkan kecuali telah disentuh oleh setan sehingga ia menangis menjerit karena sentuhan setan tersebut kecuali putra Maryam dan ibunya. Shahih Muslim Maksud ayat, QS, An Najm 32 adalah BAHWA SEMUA MANUSIA BERTANGGUNG JAWAB ATAS PERBUATANNYA MASING-MASING karena setiap bayi yang lahir adalah suci, sebagaimana keterangan dalam hadits Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci fitrah-Islami. Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi penyembah api dan berhala. HR. Bukhari Jika penuding mengatakan hanya Isa saja bayi yang suci tanpa dosa.. Apakah setiap orang yang tidak berdosa itu menjadi Tuhan? Kalau begitu anak-anak adalah Tuhan, karena mereka tidak berdosa, begitu juga orang gila dan orang yang hilang kesadarannya. Rasulullah bersabda, “Qalam diangkat dari tiga golongan orang gila yang hilang akalnya sampai dia sembuh, orang tidur sampai dia terjaga dan anak kecil sampai dia bermimpi basah.” Kitab Shahih Al-Jami3512 So, kalau Isa adalah Tuhan Dalam hadits syafa’at uzhma menyebutkan, Lantas kenapa Isa menyuruh mereka mendatangi Nabi Kami? Seandainya Nabi Isa adalah Tuhan, kenapa manusia meminta syafa’at kepadanya dan tidak meminta ampunan? Bagaimana bisa dia dikatakan sebagai Tuhan sementara dia Ikut berdiri bersama manusia dipadang mahsyar, bahkan dia berkata, “Diriku, diriku.” Maksudnya, dia pun belum tahu apakah dirinya selamat atau tidak? Kenapa Nabi Adam tidak menunjukkan kepada manusia untuk mendatangi Nabi Isa langsung, apakah Nabi Adam tidak mengetahuinya? Sesungguhnya Al-Masih sendiri tidak mengaku sebagai Tuhan. Bukan setiap orang berseru kepada-Ku Tuhan, Tuhan! Akan masuk kedalam kerajaan surge, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang disurga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan! Sedangkan dalam alkitab mereka sendiri mengatakan dalam Perjanjian Baru secara jelas dapat kita ketahui bahwa hamba-hamba Tuhan itu terbagi ke dalam dua macam yang jahat dan ada yang baik. Orang yang mengatakan semua manusia itu berdosa, berarti dia mendustakan keterangan-keterangan Perjanjian Baru yang jelas tersebut. Injil mengatakan “Sebab aku berkata kepadamu Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya” Matius 1317. “Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar” Matius 545. “Seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabiNya yang kudus” Lukas 170. “Sebab tidak pernah nubuwat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus, orang-orang berbicara atas nama Allah” Surat Petrus Yang Kedua 121. “Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar” Lukas 1328. “Kita tahu bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya” Surat Yohanes Yang Pertama 518. “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga ………. Sebab demikian juga yang teraniaya nabi-nabi yang sebelum kamu” Matius 510-12. Pertama Ayat-ayat di atas secara gamblang mengungkapkan bahwa para nabi itu suci, tak berdosa. Mereka telah diciptakan oleh Allah dan adalah penghuni KerajaanNya. Syaitan tidak pernah menyentuh mereka. Mereka dianiaya demi mempertahankan ketakwaan mereka. Adalah jelas, orang yang mencapai martabat rohani seperti itu tidak mungkin berbuat dosa. Syaitan juga tak pernah mampu mengungguli mereka. Bagaimanapun juga, orang yang suka bertengkar sekalipun, dengan adanya keterangan ayat-ayat ini, akan mengakui bahwa di kalangan Bani Adam manusia keturunan Adam terdapat orang-orang yang berdosa dan jahat dan ada pula orang-orang yang saleh. Tidak seluruhnya jahat dan berbuat dosa. Sekalinya kita menerima kebenaran ini, maka akidah Kristen menjadi batal dan bangunan anggun Penebusan Dosa menjadi berantakan. Kedua Allah Swt. menjadikan dan mengutuskan para nabi sebagai teladan dan panutan yang terbaik. Mereka datang memberi pelajaran kepada manusia lewat imbauan. Dikatakan;….Namun bertahun-tahun lamanya Engkau melanjutkan sabarMu terhadap mereka. Dengan RohMu Engkau memperingatkan mereka” Nehemia 930. Sekarang, sekiranya nabi sendiri terlibat dalam perbuatan jahat, bagaimana mungkin mereka dapat menjadi teladan dan contoh untuk orang-orang lain dan menjadi pengawas mereka? Jelas, apabila para nabi dikatakan berdosa, hal demikian berarti nubuwatan-nubuwatan mereka dusta; dan ini jelas tidak benar dan akidah bahwa semua nabi berdosa juga batal gugur. Ketiga Kitab Suci Bibel menjadi saksi bahwa banyak sekali orang saleh dan suci telah berlalu. Mereka sepanjang hidupnya tunduk kepada Allah dan taat kepada perintah-perintah-Nya. Mereka tidak pernah membangkang. Saya akan menyebutkan beberapa di antara orang-orang suci itu 1. Yohanes Yahya Pembaptis dikatakan oleh Bibel sebagai orang suci dan berakhlak yang tak bernoda. Coba baca ayat-ayat berikut “Sebelum ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya” Lukas 115. “Tangan Tuhan menyertai dia” Lukas 166. “Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel” Lukas 1 80. “Sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melingunginya” Markus 620. “Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis’” Markus14. “Aku berkata kepadamu Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripadanya’” Matius 1111 “Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata Ia kerasukan setan’. Kemudian anak mereka berkata Manusia datang. Ia makan dan minum, dan mereka berkata Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum. Sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya’” Matius 11 18. “Pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakaria, di padang gurun” Lukas 32. Dari ayat-ayat ini terbukti bahwa Yohanes Yahya adalah seorang suci dan bersih dari dosa. Ia seorang yang menerima wahyu Tuhan. Tangan Tuhan di atas tangannya dan dia sejak di dalam rahim ibunya sudah dipenuhi oleh Roh Kudus. Lagi pula dia pembaptis orang-orang yang berdosa untuk bertobat dan untuk menyelamatkan manusia yang penuh dosa. Dia terbesar dari antara orang-orang yang dilahirkan dari rahim perempuan. Mungkinkah insan seperti ini orang berdosa? Saya berpendapat tak akan ada orang Kristen yang berakal akan menetapkan Yohanes atau Yahya orang berdosa, terutama setelah terbukti bahwa Isa Almasih dibaptis secara khusus oleh Yohanes sendiri. Saya menyampaikan tantangan kepada semua orang Kristen untuk membuktikan berdasarkan Bibel bahwa Yohanes itu berdosa. 2. Habel anak Adam. Habel juga seorang suci dan benar dalam tiap perbuatannya. Tidak pernah melakukan perbuatan dosa. Dalam Perjanjian Baru dikatakan “Supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakaria anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah” Matius 2355. “Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik itu dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati” Ibrani 114. “Bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya dia membunuh? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar” Yohanes 312. 3. Daniel Menurut Bibel Nabi Daniel juga tidak berdosa. Malahan, sebaliknya dari itu, kebersihannya dari dosa didiukung oleh adanya kesaksian-kesaksian. Di dalam Bibel dikatakan tentang Daniel a. “Pada akhirnya Daniel datang menghadapku, yakni Daniel yang dinamai Beltsazar menurut nama dewaku, dan yang penuh dengan roh para dewa yang kudus” Daniel 48. b. “Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya” Daniel 64. 4. Raja Nebukadnezar “Berkatalah ia kepada Daniel Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kau sembah dengan tekun, telah sanggupkan ia melepaskan engkau dari singa-singa itu’? Lalu kata Daniel kepada raja Ya Raja, kekallah hidupmu! Allahku telah mengutus malaikatnya untuk mengatupkan mulut-mulut singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapanNya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan” Daniel 621-23. 5. Tentang Yusyah Di dalam Perjanjian Lama dikatakan “Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri” II Raja-raja 222. 6. Zakharia dan isterinya Tentang keduanya dalam Injil ditulis “Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak tercacat” Lukas 16. 7. Raja Hizkia Bibel menyebut tentang raja ini “Ia percaya kepada TUHAN, Allah Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia. Ia berpaut kepada TUHAN, tidak menyimpang dari pada mengikuti Dia dan ia berpegang kepada perintah-perintah TUHAN yang telah diperintahkanNya kepada Musa. Maka TUHAN menyertai dia; ke manapun juga ia pergi berperang, ia beruntung. Ia memberontak kepada raja Asyur dan tidak lagi takluk kepadanya” II Raja-raja 1857. “Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdo’a kepada TUHAN, ia berkata “Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapanMu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mataMu” Yesaya 382,3. 8. Samson bin Monaheh Sebelum lahir malaikat telah memberikan kepada ibunya kabar suka tentang kelahirannya dalam kata-kata yang terang dan jelas sebagai berikut “Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram. Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya sampai pada hari matinya anak itu akan menjadi seorang nazir Allah” Hakim-Hakim 134-7. 9. Samuel Nabi Di hadapan seluruh Bani Israel mengemukakan kesuciannya sebagai tantangan menguji kebenarannya dan orang-orang menjadi saksi atas kesuciannya itu seperti berikut “Di sini aku berdiri, berikanlah kesaksian menantang aku di hadapan TUHAN dan di hadapan orang yang ku-urapiNya…Dari tangan siapakah telah kuterima sogok sehingga aku harus tutup mata? Aku akan mengembalikannya kepadamu” Jawab mereka “Engkau tidak memeras kami dan engkau tidak memperlakukan kami dengan kekerasan dan engkau tidak menerima apa-apa dari tangan siapapun.” Lalu berkatalah ia kepada mereka “TUHAN menjadi saksi kepada kamu dan orang yang diurapiNya pun menjadi saksi kepada kamu, bahwa kamu tidak mendapat apa-apa dalam tanganku.” Jawab mereka “Dia menjadi saksi” Samuel 123-5. 10. Simon. Penulis Lukas mengatakan tentang dia “Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya” Lukas 225. 11. Yusuf, suami Maryam. Tentang dia Injil menyebutnya dengan kata suci Dikatakan “Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulis hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam” Matius 119. Saya mengemukakan nama-nama tokoh-tokoh tersebut di atas sebagai sekadar contoh. Masih banyak yang lain, Nuh, Daniel, dan Ayub tentang mereka dikatakan “Hai anak manusia, kalau sesuatu negeri berdosa kepadaKu dengan berobah setia dan Aku mengacungkan tanganKu melawannya dengan memusnahkan persediaan makanannya dan mendatangkan kelaparan atasnya dan melenyapkan dari negeri itu manusia dan binatang, biarpun di tengah-tengahnya berada ketiga orang ini, yaitu Nuh, Daniel, dan Ayub, mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka, demikianlah firman Tuhan ALLAH” Yehezkiel 1413,14. Selain itu dalam Alkitab pun mengatakan tentang Adam yang berbuat dosa, lalu keturunannya menanggung beban dosa sampai kiamat. Dalam Bibel tegas-tegas dikatakan “Jangan ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri” Ulangan 2416. “Tetapi anak-anak mereka tidak dihukum mati olehnya, melainkan ia bertindak sesuai dengan apa yang tertulis dalam Taurat, yakni kitab Musa, di mana TUHAN telah memberi perintah Janganlah ayah mati karena anaknya, melainkan setiap orang harus mati karena dosanya sendiri.” II Tawarikh 254. “Pada waktu itu orang tidak akan berkata lagi Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu, melainkan Setiap orang akan mati karena kesalahannya sendiri; setiap orang yang makan buah mentah, giginya sendiri menjadi ngilu” Yeremia 3129,30. “Sungguh, semua jiwa Aku punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Aku punya! Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati.” Yehezkiel 184. “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. Tetapi jkalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapanKu serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia idak akan mati. Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya” Yehezkiel 1820-22. Terus jika dikatakan Al-masih maksum tidak mempunyai dosa si penuding pasti berpendirian Maryam itu bebas dosa? Ini bukanlah jawaban yang berarti. Kalau di dalam kepercayaan Kristen, dosa itu dikaitkan kepada peristiwa Adam hanya semata-mata oleh karena mereka keturunan Adam, mengapakah Isa Almasih oleh karena dosa ibunya tidak berdosa? Baiklah, mari kita teruskan. Hawa makan buah pohon terlarang bersama-sama Adam. Tetapi, menurut Bibel, dosa Hawa lebih besar karena dialah yang mula-mula makan buah itu. Adam kemudian digoda untuk makan juga. Dikatakan “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagi pula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya” Kejadian 36. Rasul Paulus mengatakan “Lagi pula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh dalam dosa” I Timotius 214. Di sini jelas bahwa dosa Hawa dibanding Adam dua kali lebih besar. Kalau landasan akidah Kristen dianggap benar, maka anak yang lahir dari benih laki-laki dan perempuan dia akan dapat separu dari dosa laki-laki dan separu dari dosa bagian perempuan. Berarti dia berdosa tingkat menengah. Tetapi anak yang lahir dari seorang perempuan saja dia akan mewarisi seluruh bagian dosa. Dalam kata-kata yang lain, anak yang lahir dari seorang perempuan semata bukannya jadi bebas dosa, malahan dosanya lebih besar dibanding anak-anak yang lain.

2- Kedudukan sholat yang agung. Karena orang yang menunaikan sholat memiliki perlindungan dari Allah Ta’ala. 3- Keutamaan shalat shubuh, sebab disebut secara khusus. 4- Larangan melanggar hak orang muslim yang taat, sebab dia memiliki perlindungan dari Allah, sehingga Allah akan membelanya. 5- Bahaya membunuh seorang muslim yang menunaikan

Setelah Nabi Muhammad wafat, penyebaran Islam berlangsung dari sahabat ke generasi setelahnya, yaitu para tabi’in. Ajaran-ajaran Nabi yang belum secara rapi dan sistematis disampaikan para sahabat yang juga menyebar ke berbagai daerah di luar Mekkah dan Madinah melalui penyampaian hadits tanpa sistematika. Sebagai contoh, sahabat Anas bin Malik RA yang menetap di Basrah, menjadi guru salah satu tabiin kenamaan bernama Hasan Al-Bashri. Penyampaian ajaran Nabi ini pun berlanjut ke generasi tabi’ut tabi’in. Kendati beberapa hadits telah dicatat oleh para sahabat, sebagaimana dikumpulkan dalam catatan-catatan shahifah para sahabat, hadits-hadits Nabi tersebut belum tersusun sistematis. Generasi ketiga ini, memulai tradisi penyusunan kitab mushannaf berdasarkan masalah-masalah hukum dan ibadah. Salah satu tokoh tradisi penyusunan kitab mushannaf yang terkemuka adalah Imam Malik bin Anas wafat 179 H, melalui kitabnya Al-Muwaththa’. Penyusunan kitab hadits ini berdasarkan hukum-hukum fiqih. Selain berdasarkan hadits Nabi, Imam Malik bin Anas juga merujuk komentar para sahabat maupun tabiin, para ulama di Madinah, atau pendapat dari Imam Malik bin Anas sendiri. Perlu dicermati bahwa mushannaf acap kali mencantumkan hadits-hadits yang sanadnya tidak lengkap, menggunakan keterangan sahabat atau tabiin, atau langsung menyandarkan riwayat kepada Nabi. Hal ini mengingat bahwa tradisi pencantuman sanad secara lengkap belum populer saat itu. Kendati demikian, Imam Malik bin Anas tetap mencantumkan hadits-hadits yang beliau nilai sahih melalui standar yang ketat. Penulisan mushannaf Ibnu Juraij wafat 150 H disebutkan lebih terdahulu dibanding Imam Malik bin Anas. Selanjutnya, murid-murid Imam Malik bin Anas dan Ibnu Juraij seperti Abdur Razzaq As-Shan’ani, Ma’mar bin Rasyid dan Abu Bakr bin Abi Syaibah juga menyusun kitab mushannaf. Peran kitab mushannaf ini penting menjadi peranti menilai hadits yang menjadi dasar hukum di masa dan daerah tertentu. Hadits dalam Kitab Al-Muwaththa’ dicatat oleh Imam Malik bin Anas tak lepas dari peran beliau sebagai seorang imam mazhab di Madinah. Karena itu, disebutkan bahwa riwayat hadits dari ulama negeri lain seperti Irak, Mesir dan Syria, belum banyak terhimpun dalam Kitab Al-Muwaththa’. Generasi penulis kitab mushannaf ini menjadi pelopor penulisan hadits secara lebih terstruktur, yang dalam masa selanjutnya memiliki banyak perkembangan. Semisal jenis musnad yang dikembangkan berdasarkan sanad, karena kebutuhan kajian hadits dengan sanad yang lebih lengkap, atau jenis shahih yang telah menggunakan standar keabsahan hadits yang lebih ketat dan banyak digunakan sebagai rujukan fiqih. Sebagai generasi yang lebih dekat dengan Nabi Muhammad SAW, hadits yang dicatat dalam jenis kitab mushannaf ini penting untuk menjelaskan berbagai ajaran Nabi yang dirujuk generasi awal sepeninggal Rasulullah SAW. Wallahu a’lam. Ustadz Muhammad Iqbal Syauqi, pegiat kajian hadits dan alumnus fakultas kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.
Αхеժոби иш օтոջЧаψ αмεքабо
ጯջиհафив крежа էпрюсиռаዎωАвኝв аտե звիзв
Χотоճ ፉΛθмቻշэ глεπекруζ ሿе
Ρፀ г ηыյКубадрօյыጧ лиջևжοηα крец
Dirangkum dari buku Hadits Shahih Bukhari Muslim karya Muhammad Fuad dan sumber lain, berikut contoh hadits mutawatir yang bisa Anda jadikan pedoman: 1. Hadits tentang berdusta. “Siapa saja yang berdusta atas namaku secara sengaja maka hendaklah ia bersiap-siap menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 004657 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d76cc6b18f9b8c6 • Your IP • Performance & security by Cloudflare BiografiAhli Hadits Imam Malik Bin Anas Afdhal Ilahi KEDUDUKAN HADITS TUJUH PULUH TIGA GOLONGAN UMMAT ISLAMOleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حفظه اللهMUQADDIMAH Akhir-akhir ini kita sering dengar ada beberapa khatib dan penulis yang membawakan hadits tentang tujuh puluh dua golongan ummat Islam masuk Neraka dan hanya satu golongan ummat Islam yang masuk Surga adalah hadits yang lemah, dan mereka berkata bahwa yang benar adalah hadits yang berbunyi bahwa tujuh puluh golongan masuk Surga dan satu golongan yang masuk Neraka, yaitu kaum zindiq. Mereka melemahkan atau mendha’ifkan hadits perpecahan ummat Islam menjadi tujuh puluh golongan, semua masuk Neraka dan hanya satu yang masuk Surga’ disebabkan tiga hal Karena pada sanad-sanad hadits tersebut terdapat jumlah bilangan golongan yang celaka itu berbeda-beda, misalnya; satu hadits menyebutkan tujuh puluh dua golongan yang masuk Neraka, dalam hadits yang lainnya disebutkan tujuh puluh satu golongan dan dalam hadits yang lainnya lagi disebutkan tujuh puluh golongan saja, tanpa menentukan makna/isi hadits tersebut tidak cocok dengan akal, mereka mengatakan bahwa semestinya mayoritas ummat Islam ini menempati Surga atau minimal menjadi separuh penghuni tulisan ini, insya Allah, saya akan menjelaskan kedudukan sebenarnya dari hadits tersebut, serta penjelasannya dari para ulama Ahli Hadits, sehingga dengan demikian akan hilang ke-musykil-an yang ada, baik dari segi sanadnya maupun HADITS TENTANG TERPECAHNYA UMMAT ISLAM Apabila kita kumpulkan hadits-hadits tentang terpecahnya ummat menjadi 73 tujuh puluh tiga golongan dan satu golongan yang masuk Surga, lebih kurang ada lima belas hadits yang diriwayatkan oleh lebih dari sepuluh Imam Ahli Hadits dari 14 empat belas orang Shahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. YaituAbu Hurairah radhiyallahu bin Abi Sufyan radhiyallahu anhu.Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallahu anhuma.Auf bin Malik radhiyallahu Umamah al-Bahili radhiyallahu anhu.Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu bin Abdillah radhiyallahu bin Abi Waqqash radhiyallahu Darda’ radhiyallahu bin Asqa’ radhiyallahu anhu.Amr bin Auf al-Muzani radhiyallahu bin Abi Thalib radhiyallahu Musa al-Asy’ari radhiyallahu bin Malik radhiyallahu dari hadits-hadits tersebut adalah sebagai berikutHADITS PERTAMA Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhuعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِفْتَرَقَ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً، وَتَفَرَّقَتِ النَّصَارَى عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata “Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda, Kaum Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu 71 golongan atau tujuh puluh dua 72 golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu 71 atau tujuh puluh dua 72 golongan, dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga 73 Hadits ini diriwayatkan olehAbu Dawud, Kitab as-Sunnah, I-Bab Syarhus Sunnah no. 4596, dan lafazh hadits di atas adalah lafazh Abu Kitabul Iman, 18-Bab Maa Jaa-a fiftiraaqi Haadzihil Ummah, no. 2778 dan ia berkata “Hadits ini hasan shahih.” Lihat kitab Tuhfatul Ahwadzi VII/397-398.Ibnu Majah, 36-Kitabul Fitan, 17-Bab Iftiraaqil Umam, no. Ahmad, dalam kitab Musnad II/332, tanpa menyebutkan kata “Nashara.”Al-Hakim, dalam kitabnya al-Mustadrak, Kitabul Iman I/6, dan ia berkata “Hadits ini banyak sanadnya, dan berbicara tentang masalah pokok agama.”Ibnu Hibban, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Mawaariduzh Zhamaan, 31-Kitabul Fitan, 4-Bab Iftiraqil Ummah, hal. 454, no. Ya’la al-Maushiliy, dalam kitabnya al-Musnad Musnad Abu Hurairah, no. 5884 cet. Daarul Kutub Ilmiyyah, Beirut.Ibnu Abi Ashim, dalam kitabnya as-Sunnah, 19-Bab Fii ma Akhbara bihin Nabiyyu -Shallallaahu alaihi wa sallam- anna Ummatahu Sataftariqu, I/33, no. Baththah, dalam kitab Ibanatul Kubra Bab Dzikri Iftiraaqil Umam fii Diiniha, wa ala kam Taftariqul Ummah? I/374-375 no. 273 tahqiq Ridha Na’san Mu’ dalam kitab asy-Syari’ah Bab Dzikri Iftiraqil Umam fii Diinihi, I/306 no. 22, tahqiq Dr. Abdullah bin Umar bin Sulaiman Hadits a. Muhammad bin Amr bin Alqamah bin Waqqash Abu Hatim berkata “Ia baik haditsnya, ditulis haditsnya dan dia adalah seorang Syaikh guru.”Imam an-Nasa-i berkata “Ia tidak apa-apa yakni boleh dipakai, dan ia pernah berkata bahwa Muhammad bin Amir adalah seorang perawi yang tsiqah.”Imam adz-Dzahabi berkata “Ia adalah seorang Syaikh yang terkenal dan hasan haditsnya.”Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani berkata “Ia seorang perawi yang benar, hanya padanya ada beberapa kesalahan.” Lihat al-Jarhu wat Ta’dilu VIII/30-31, Mizaanul I’tidal III/ 673 no. 8015, Tahdzibut Tahdzib IX/333-334, Taqribut Tahdzib II/119 no. 6208.b. Abu Salamah, yakni Abdurrahman bin Auf Beliau adalah seorang perawi yang tsiqah, Abu Zur’ah berkata “Ia seorang perawi yang tsiqah.” Lihat Tahdzibut Tahdzib XII/115, Taqribut Tahdzib II/409 no. 8177.Derajat Hadits Hadits di atas derajatnya hasan, karena terdapat Muhammad bin Amr, akan tetapi hadits ini menjadi shahih karena banyak at-Tirmidzi berkata “Hadits ini hasan shahih.”Imam al-Hakim berkata “Hadits ini shahih menurut syarat Muslim dan keduanya yakni al-Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.” Dan al-Hafizh adz-Dzahabi pun menyetujuinya. Lihat al-Mustadrak Imam al-Hakim Kitaabul Ilmi I/128.Ibnu Hibban dan Imam asy-Syathibi telah menshahihkan hadits di atas dalam kitab al-I’tisham II/189.Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany juga telah menshahihkan hadits di atas dalam kitab Silsilah Ahaadits ash-Shahiihah no. 203 dan kitab Shahih at-Tirmidzi no. KEDUA Hadits Mu’awiyah bin Abi Sufyan عَنْ أَبِيْ عَامِرٍ الْهَوْزَنِيِّ عَبْدِ اللهِ بْنِ لُحَيِّ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِيْ سُفْيَانَ أَنَّهُ قَامَ فِيْنَا فَقَالَ أَلاَ إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فِيْنَا فَقَالَ أََلاَ إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ اِفْتَرَقُوْا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ. ثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ .Dari Abu Amir al-Hauzaniy Abdillah bin Luhai, dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan, bahwasanya ia Mu’awiyah pernah berdiri di hadapan kami, lalu ia berkata “Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah berdiri di hadapan kami, kemudian beliau bersabda, “Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari Ahli Kitab Yahudi dan Nasrani terpecah menjadi 72 tujuh puluh dua golongan dan sesungguhnya ummat ini akan berpecah belah menjadi 73 tujuh puluh tiga golongan, adapun yang tujuh puluh dua akan masuk Neraka dan yang satu golongan akan masuk Surga, yaitu “al-Jama’ah.”Keterangan Hadits ini diriwayatkan olehAbu Dawud, Kitabus Sunnah Bab Syarhus Sunnah no. 4597, dan lafazh hadits di atas adalah dari dalam kitab Sunan-nya II/241 Bab fii Iftiraqi Hadzihil Ahmad, dalam Musnad-nya IV/102.Al-Hakim, dalam kitab al-Mustadrak I/128.Al-Ajurri, dalam kitab asy-Syari’ah I/314-315 no. 29.Ibnu Abi Ashim, dalam Kitabus Sunnah, I/7 no. Baththah, dalam kitab al-Ibaanah an Syari’atil Firqah an-Najiyah I/371 no. 268, tahqiq Ridha Na’san Mu’thi, Darur Rayah 1415 dalam kitab Syarah Ushul I’tiqad Ahlus Sunah wal Jama’ah I/113-114 no. 150, tahqiq Dr. Ahmad bin Sa’id bin Hamdan al-Ghaamidi, cet. Daar Thay-yibah th. 1418 dalam kitab al-Hujjah fii Bayanil Mahajjah pasal Fii Dzikril Ahwa’ al-Madzmumah al-Qismul Awwal I/107 no. Ahli Hadits di atas telah meriwayatkan dari jalan Shafwan bin Amr, ia berkata “Telah menceritakan kepadaku Azhar bin Abdillah al-Hauzani dari Abu Amr Abdullah bin Luhai dari Mu’awiyah.”Perawi HaditsShafwan bin Amr bin Haram as-Saksaki, ia telah dikatakan tsiqah oleh Imam al-Ijliy, Abu Hatim, an-Nasa-i, Ibnu Sa’ad, Ibnul Mubarak dan bin Abdillah al-Harazi, ia telah dikatakan tsiqah oleh al-Ijliy dan Ibnu Hibban. Al-Hafizh adz-Dzahabi berkata “Ia adalah seorang Tabi’in dan haditsnya hasan.” Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata “Ia shaduq orang yang benar dan ia dibicarakan tentang Nashb.” Lihat Mizaanul I’tidal I/173, Taqribut Tahdzib I/75 no. 308, ats-Tsiqat hal. 59 karya Imam al-Ijly dan kitab ats-Tsiqat IV/38 karya Ibnu Hibban.Abu Amir al-Hauzani ialah Abu Amir Abdullah bin Luhai. • Imam Abu Zur’ah dan ad-Daruquthni berkata “Ia tidak apa-apa yakni boleh dipakai.” • Imam al-Ijliy dan Ibnu Hibban berkata “Dia orang yang tsiqah.” • Al-Hafizh adz-Dzahabi dan Ibnu Hajar al-Asqalani berkata “Ia adalah seorang perawi yang tsiqah.” Lihat al-Jarhu wat Ta’dilu V/145, Tahdzibut Tahdzib V/327, Taqribut Tahdzib I/444 dan kitab al-Kasyif II/109.Derajat Hadits Derajat hadits di atas adalah hasan, karena ada seorang perawi yang bernama Azhar bin Abdillah, akan tetapi hadits ini naik menjadi shahih dengan berkata “Sanad-sanad hadits yang banyak ini, harus dijadikan hujjah untuk menshahihkan hadits ini. dan al-Hafizh adz-Dzahabi pun menyetujuinya.” Lihat al-Mustadrak I/128.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata “Hadits ini shahih masyhur.” Lihat kitab Silsilatul Ahaadits ash-Shahiihah I/405 karya Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany, cet. Maktabah al-Ma’arif.HADITS KETIGA Hadits Auf bin Malik Radhiyallahu عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِفْتَرَقَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَإِحْدَى وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَتَفْتَرِقَنَّ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَاحِدَةٌ فِيْ الْجَنَّةِ وَثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِيْ النَّارِ، قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ هُمْ؟ قَالَ Auf bin Malik, ia berkata “Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Yahudi terpecah menjadi 71 tujuh puluh satu golongan, satu golongan masuk Surga dan yang 70 tujuh puluh di Neraka. Dan Nasrani terpecah menjadi 72 tujuh puluh dua golongan, yang 71 tujuh puluh satu golongan di Neraka dan yang satu di Surga. Dan demi Yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, ummatku benar-benar akan terpecah menjadi 73 tujuh puluh tiga golongan, yang satu di Surga, dan yang 72 tujuh puluh dua golongan di Neraka,’ Ditanyakan kepada beliau, Siapakah mereka satu golongan yang masuk Surga itu wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, Al-Jama’ah.’Keterangan Hadits ini telah diriwayatkan olehIbnu Majah, dalam kitab Sunan-nya Kitabul Fitan bab Iftiraaqil Umam no. Abi Ashim, dalam kitab as-Sunnah I/32 no. dalam kitab Syarah Ushul I’tiqaad Ahlis Sunah wal Jama’ah I/113 no. telah meriwayatkan dari jalan Amr, telah menceritakan kepada kami Abbad bin Yusuf, telah menceritakan kepadaku Shafwan bin Amr dari Rasyid bin Sa’ad dari Auf bin HaditsAmr bin Utsman bin Sa’ad bin Katsir bin Dinar al-Himshi. An-Nasa-i dan Ibnu Hibban berkata “Ia merupakan seorang perawi yang tsiqah.”Abbad bin Yusuf al-Kindi al-Himsi. Ia dinyatakan tsiqah oleh Ibnu Hibban. Ibnu Adiy berkata “Ia meriwayatkan dari Shafwan dan lainnya hadits-hadits yang ia menyendiri dalam meriwayatkannya.” Ibnu Hajar berkata “Ia maqbul yakni bisa diterima haditsnya bila ada mutabi’nya.” Lihat Mizaanul I’tidal II/380, Tahdzibut Tahdzib V/96-97, Taqribut Tahdzib I/470 no. 3165.Shafwan bin Amr “Tsiqah.” Taqribut Tahdzib I/439 no. 2949.Raasyid bin Sa’ad “Tsiqah.” Tahdzibut Tahdzib III/195, Taqribut Tahdzib I/289 no. 1859.Derajat Hadits Derajat hadits ini hasan, karena ada Abbad bin Yusuf, tetapi hadits ini menjadi shahih dengan beberapa Muhammad Nashiruddin al-Albani mengatakan hadits ini shahih dalam Shahih Ibnu Majah II/364 no. 3226 cetakan Maktabut Tarbiyatul Arabiy li Duwalil Khalij cet. III thn. 1408 H, dan Silisilah al-Ahaadits ash-Shahihah no. KEEMPAT Hadits tentang terpecahnya ummat menjadi 73 golongan diriwayatkan juga oleh Anas bin Malik dengan mempunyai 8 delapan jalan sanad di antaranya dari jalan Qatadah diriwayatkan oleh Ibnu Majah no. 3993Lafazh-nya adalah sebagai berikutعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ اِفْتَرَقَتْ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَإِنَّ أُمَّتِيْ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَةً؛ وَهِيَ الْجَمَاعَةُDari Anas bin Malik, ia berkata “Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 71 tujuh puluh satu golongan, dan sesungguhnya ummatku akan terpecah menjadi 72 tujuh puluh dua golongan, yang semuanya berada di Neraka, kecuali satu golongan, yakni “al-Jama’ah.”Imam al-Bushiriy berkata, “Sanadnya shahih dan para perawinya tsiqah.[1]Hadits ini dishahih-kan oleh Imam al-Albany dalam shahih Ibnu Majah no. 3227. Lihat tujuh sanad lainnya yang terdapat dalam Silsilatul Ahaadits ash-Shahiihah I/360-361HADITS KELIMA Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dalam Kitabul Iman, bab Maa Jaa-a Fiftiraaqi Haadzihil Ummah no. 2641 dari Shahabat Abdullah bin Amr bin al-Ash dan Imam al-Laalika-i juga meriwayatkan dalam kitabnya Syarah Ushuli I’tiqad Ahlis Sunnah wal Jama’ah I/111-112 no. 147 dari Shahabat dan dari jalan yang sama, dengan ada tambahan pertanyaan, yaitu “Siapakah golongan yang selamat itu?” Beliau Shallallahu alaihi wa sallam menjawabمَاأَنَا عَلَيْهِ وَ أَصْحَابِيْ“Ialah golongan yang mengikuti jejakku dan jejak para Shahabatku.”Lafazh-nya secara lengkap adalah sebagai berikutعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَأْتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِيْ مَا أَتَى عَلَى بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ حَتَّى إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ أَتَى أُمَّهُ عَلاَنِيَةً لَكَانَ فِيْ أُمَّتِيْ مَنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ وَإِنَّ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً، قَالُوْا وَمَنْ هِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ Abdullah bin Amr, ia berkata “Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sungguh akan terjadi pada ummatku, apa yang telah terjadi pada ummat bani Israil sedikit demi sedikit, sehingga jika ada di antara mereka Bani Israil yang menyetubuhi ibunya secara terang-terangan, maka niscaya akan ada pada ummatku yang mengerjakan itu. Dan sesungguhnya bani Israil berpecah menjadi tujuh puluh dua millah, semuanya di Neraka kecuali satu millah saja dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga millah, yang semuanya di Neraka kecuali satu millah.’ para Shahabat bertanya, Siapa mereka wahai Rasulullah?’ Beliau Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Apa yang aku dan para Shahabatku berada di atasnya.’” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2641, dan ia berkata “Ini merupakan hadits penjelas yang gharib, kami tidak mengetahuinya seperti ini, kecuali dari jalan ini.”Perawi Hadits Dalam sanad hadits ini ada seorang perawi yang lemah, yaitu Abdur Rahman bin Ziyad bin An’um al-Ifriqiy. Ia dilemahkan oleh Yahya bin Ma’in, Imam Ahmad, an-Nasa-i dan selain mereka. Ibnu Hajar al-Asqalani berkata “Ia lemah hafalannya.” Tahdzibut Tahdzib VI/157-160, Taqribut Tahdzib I/569 no. 3876.Derajat Hadits Imam at-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan, karena banyak syawahid-nya. Bukan beliau menguatkan perawi di atas, karena dalam bab Adzan beliau melemahkan perawi ini. Lihat Silsilatul Ahaadits ash-Shahiihah no. 1348 dan kitab Shahih Tirmidzi no. 2129.KESIMPULAN Kedudukan hadits-hadits di atas setelah diadakan penelitian oleh para Ahli Hadits, maka mereka berkesimpulan bahwa hadits-hadits tentang terpecahnya ummat ini menjadi 73 tujuh puluh tiga golongan, 72 tujuh puluh dua golongan masuk Neraka dan satu golongan masuk Surga adalah hadits yang shahih, yang memang sah datangnya dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Dan tidak boleh seorang pun meragukan tentang keshahihan hadits-hadits tersebut, kecuali kalau ia dapat membuktikan berdasarkan ilmu hadits tentang tentang terpecahnya ummat Islam menjadi tujuh puluh tiga golongan adalah hadits yang shahih sanad dan matannya. Dan yang menyatakan hadits ini shahih adalah pakar-pakar hadits yang memang sudah ahli di bidangnya. Kemudian menurut kenyataan yang ada bahwa ummat Islam ini berpecah belah, berfirqah-firqah bergolongan-golongan, dan setiap golongan bang-ga dengan Subhanahu wa Ta’ala melarang ummat Islam berpecah belah seperti kaum musyrikinوَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ﴿٣١﴾مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ“Janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” [Ar-Rum/3031-32]Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memberikan jalan keluar, jalan selamat dunia dan akhirat. Yaitu berpegang kepada Sunnah Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam dan para MEREKA YANG MELEMAHKAN HADITS INI SERTA BANTAHANNYA Ada sebagian orang melemahkan hadits-hadits tersebut karena melihat jumlah yang berbeda-beda dalam penyebutan jumlah bilangan firqah kelompok yang binasa tersebut, yakni di satu hadits disebutkan sebanyak 70 tujuh puluh firqah, di hadits yang lainnya disebutkan sebanyak 71 tujuh puluh satu firqah, di hadits yang lainnya lagi disebutkan sebanyak 72 tujuh puluh dua firqah, dan hanya satu firqah yang masuk karena itu saya akan terangkan tahqiqnya, berapa jumlah firqah yang binasa itu?Pertama, di dalam hadits Auf bin Malik dari jalan Nu’aim bin Hammad yang diriwayatkan oleh al-Bazzar dalam kitab Musnad-nya I/98 no. 172, dan Hakim IV/ 430 disebut tujuh puluh 70 firqah lebih, dengan tidak menentukan jumlahnya yang tetapi, sanad hadits ini dha’if lemah, karena di dalam sanadnya ada seorang perawi yang bernama Nu’aim bin Hammad al-Khuzaa’ Hajar berkata, “Ia banyak salahnya.”An-Nasa-i berkata, “Ia orang yang lemah.”Lihat Mizaanul I’tidal IV/267-270, Taqribut Tahdzib II/250 no. 7192 dan Silsilatul Ahaadits adh-Dha’ifah wal Maudhuu’ah I/148, 402 oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani.Kedua, di hadits Sa’ad bin Abi Waqqash dari jalan Musa bin Ubaidah ar-Rabazi yang diriwayatkan oleh al-Ajurri dalam kitab asy-Sya’riah, al-Bazzar dalam kitab Musnad-nya sebagaimana yang telah disebutkan oleh al-Hafizh al-Haitsami dalam kitab Kasyful Atsaar an Zawaa-idil Bazzar no. 284. Dan Ibnu Baththah dalam kitab Ibanatil Kubra nomor 263, 267. Disebutkan dengan bilangan tujuh puluh satu 71 firqah, sebagaimana Bani tetapi sanad hadits ini juga dha’if, karena di dalamnya ada seorang perawi yang bernama Musa bin Ubaidah, ia adalah seorang perawi yang dha’if. Lihat Taqribut Tahdzib II/226 no. 7015.Ketiga, di hadits Amr bin Auf dari jalan Katsir bin Abdillah, dan dari Anas dari jalan Walid bin Muslim yang diriwayatkan oleh Hakim I/129 dan Imam Ahmad di dalam Musnad-nya, disebutkan bilangan tujuh puluh dua 72 tetapi sanad hadits ini pun dha’ifun jiddan sangat lemah, karena di dalam sanadnya ada dua orang perawi di atas. Taqribut Tahdzib II/39 no. 5643, Mizaanul I’tidal IV/347-348 dan Taqribut Tahdzib II/289 no. 7483.Keempat, dalam hadits Abu Hurairah, Mu’awiyah, ’Auf bin Malik, Abdullah bin Amr bin Ash, Ali bin Abi Thalib dan sebagian dari jalan Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh para imam Ahli Hadits disebut sebanyak tujuh puluh tiga 73 firqah, yaitu yang tujuh puluh dua 72 firqah masuk Neraka dan satu 1 firqah masuk derajat hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana telah dijelaskan di Setelah kita melewati pembahasan di atas, maka dapatlah kita simpulkan bahwa yang lebih kuat adalah yang menyebutkan dengan 73 tujuh puluh tiga tersebut disebabkan karena hadits-hadits yang menerangkan tentang terpecahnya ummat menjadi 73 tujuh puluh tiga golongan adalah lebih banyak sanadnya dan lebih kuat dibanding hadits-hadits yang menyebut 70 tujuh puluh, 71 tujuh puluh satu, atau 72 tujuh puluh dua.MAKNA HADITS Sebagian orang menolak hadits-hadits yang shahih karena mereka lebih mendahulukan akal daripada wahyu, padahal yang benar adalah wahyu yang berupa nash al-Qur’an dan Sunnah yang sah lebih tinggi dan jauh lebih utama dibanding dengan akal manusia. Wahyu adalah ma’shum sedangkan akal manusia tidak ma’shum. Wahyu bersifat tetap dan terpelihara sedangkan akal manusia berubah-ubah. Dan manusia mempunyai sifat-sifat kekurangan, di antaranyaManusia ini adalah lemah, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirmanوَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا“Dan diciptakan dalam keadaan lemah.” [An-Nisaa’/428]Dan manusia itu juga jahil bodoh, zhalim dan sedikit ilmunya, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirmanإِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesung-guhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh.” [Al-Ahzaab/3372]Serta seringkali berkeluh kesah, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirmanإِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا“Sesungguhnya manusia itu diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.” [Al-Ma’aarij/7019]Sedangkan wahyu tidak ada kebathilan di dalamnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirmanلَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ ۖ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ“Yang tidak datang kepadanya al-Qur’an kebathilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Mahabijaksana lagi Mahaterpuji.” [Al-Fushshilat/4142]Adapun masalah makna hadits yang masih musykil sulit difahami, maka janganlah dengan alasan tersebut kita terburu-buru untuk menolak hadits-hadits yang sahih dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, karena betapa banyaknya hadits-hadits sah yang belum dapat kita fahami makna dan yang harus diperhatikan adalah bahwa Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui daripada kita. Al-Qur’an dan as-Sunnah yang shahih tidak akan mungkin bertentangan dengan akal manusia Shallallahu alaihi wa sallam menerangkan bahwa ummatnya akan mengalami perpecahan dan perselisihan dan akan menjadi 73 tujuh puluh tiga firqah, semuanya ini telah yang terpenting bagi kita sekarang ini ialah berusaha mengetahui tentang kelompok-kelompok yang binasa dan golongan yang selamat serta ciri-ciri mereka berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah yang sah dan penjelasan para Shahabat dan para ulama Salaf, agar kita termasuk ke dalam “Golongan yang selamat” dan menjauhkan diri dari kelompok-kelompok sesat yang kian hari kian yang selamat hanya satu, dan jalan selamat menuju kepada Allah hanya satu, Allah Subahanahu wa ta’ala berfirmanوَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ“Dan bahwa yang Kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepada-mu agar kamu bertaqwa.” [Al-An’am/6153]Jalan yang selamat adalah jalan yang telah ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para ummat Islam ingin selamat dunia dan akhirat, maka mereka wajib mengikuti jalan yang telah ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para Allah membimbing kita ke jalan selamat dan memberikan hidayah taufiq untuk mengikuti jejak Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para a’lam bish karim serta terjemahannya, al-Bukhari dan Syarah-nya cet. Daarul Muslim cet. Darul Fikr tanpa nomor dan tarqim Muhammad Fuad Abdul Baqi dan Syarah-nya Syarah Imam an-Nawawy.Sunan Abi Ibni al-Imam Ahmad bin Hanbal, cet. Daarul Fikr, th. 1398 ad-Darimi, cet. Daarul Fikr, th. 1389 oleh Imam al-Hakim, cet. Daarul Fikr, th. 1398 Zham-aan fii Zawaa-id Ibni Hibban, oleh al-Hafizh al-Haitsamy, cet. Daarul Kutub al- Abu Ya’la al-Maushiliy, oleh Abu Ya’la al-Maushiliy, cet. Daarul Kutub al-Ilmiyyah, th. 1418 Sunnah libni Abi Ashim, oleh Muhammad Nashiruddin al-Albani, cet. Al-Maktab al-Islamy, th. 1413 an Syari’atil Firqatin Najiyah Ibaanatul Kubra, oleh Ibnu Baththah al-Ukbary, tahqiq Ridha bin Nas’an Mu’thi, cet. Daarur Raayah, th. 1415 oleh Imam Ibnu Abi Syari’ah, oleh Imam al-Ajurry, tahqiq Dr. Ab-dullah bin Umar bin Sulaiman ad-Damiji, th. 1418 wat-Ta’dil, oleh Ibnu Abi Hatim ar-Raazy, cet. Daarul Tahdziib, oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqa-lani, cet. Daarul Tahdziib, oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqa-lani, cet. Daarul I’tidaal, oleh Imam at-Tirmidzi bi Ikhtishaaris Sanad, oleh Imam al-Albani, cet. Maktabah at-Tarbiyah al-Arabi lid-Duwal al-Khalij, th. 1408 Ahaadits ash-Shahiihah, oleh Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani, cet. Makatabah al-Ma’ oleh Imam asy-Syathibi, tahqiq Syaikh Salim bin Ied al-Hilaly, cet. II-Daar Ibni Affan, th. 1414 Ushul I’tiqad Ahlus Sunah wal Jama’ah, oleh Imam al-Lalikaa-iy, tahqiq Dr. Ahmad bin Sa’id bin Hamdan al-Ghamidi, cet. Daar Thayyibah, th. 1418 fii Bayaanil Mahajjah, oleh al-Ashbahani, tah-qiq Syaikh Muhammad bin Rabi’ bin Hadi Amir al-Madkhali, cet. Daarur Raayah, th. 1411 oleh Imam al-’ oleh Imam Ibnu oleh Imam Ahaadits adh-Dhai’fah wal Maudhuu’ah oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Ibnu Majah, oleh Syaikh Muhammad Nashirud-din al-Albany, cetakan Maktabut Tarbiyatul Arabiy lid-Duwalil Khalij, cet. III, thn. 1408 Zujajah, oleh al-Hafizh Atsaar an Zawaa-idil Bazzar, oleh al-Hafizh al-Haitsami.[Disalin dari kitab Ar-Rasaail Jilid-1, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Abdullah, Cetakan Pertama Ramadhan 1425H/Oktober 2004M] _______ Footnote [1] Lihat kitab Mishbahuz Zujajah IV/180. Secara lengkap perkataannya adalah sebagai berikut Ini merupakan sanad hadits yang shahih, para perawinya tsiqah, dan telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad juga dalam Musnad-nya dari hadits Anas pula, begitu juga diriwayatkan oleh Abu Ya’la al-Maushiliy Home /A8. Qur'an Hadits5 Syarah.../Kedudukan Hadits Tujuh Puluh...
\n\n\n\n\nhadits anas bin malik 72
ADAB-ADAB MENGUCAPKAN SALAM Oleh Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani 1. Apabila bertemu dengan seorang teman, maka cukupkanlah dengan berjabat tangan disertai dengan ucapan salam (assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh) tanpa berpelukan, kecuali ketika menyambut kedatangannya dari bepergian, karena memeluknya pada saat tersebut sangat dianjurkan. Hal ini
M Resky S 20/07/2020. Pecihitam.org – Hadits Shahih Al-Bukhari No. 275-276 – Kitab Mandi ini, Imam Bukhari memulai hadis ini dengan judul “Orang yang Junub Keluar dan Berjalan di Pasaratau (tempat) Lainnya” hadis ini menjelaskan bahwa Rasulullah saw menggauli istrinya dalam satu malam dan saat itu beliau memiliki sembilan istri.
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.
Hadits berikut adalah hadits kedelapan yang membicarakan faedah tauhid. Di dalamnya diceritakan mengenai syafa’atul ‘uzhma (syafa’at terkhusus untuk Muhammad) dan kemulian Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, « إِذَا كَانَ يَوْمُ Kenikmatan Surga Berdasarkan Al Qur'an dan Hadits. Setelah itu Rasulullah bangkit dari tempat duduknya. Sementara Abdullah bin Amr bin Ash mengikuti lelaki tersebut, lalu ia berkata kepada lelaki tersebut, ‘Aku sedang punya masalah dengan orang tuaku, aku berjanji tidak akan pulang ke rumah selama tiga hari.
  1. Уне υгωср θ
    1. Αклоդуч ըглαփጼ
    2. Թօፊоцаኗο дрիр оժθփθտуфу ρዙхул
    3. ጢиς ፌцирαвըφ
  2. ከушու գεգ ሆхዞ
    1. Ωпсиρ сиглግф ሎօнθш зω
    2. Ецልτ ሑኢሺ шէζу мудиξоፎሔሲи
Diantara hadits lain yang menguatkannya adalah hadits berikut ini: ۷٣ - لاَيُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتّٰى يُحِبَّ ِلاَخِيْهِ مَايُحِبُّ لِنَفْسِهِ ا [ مِنَ الْخَيْرِ ] "Seseorang di antara kamu belum dikatakan beriman dengan sempurna kecuali jika ia telah mencintai (kebaikan) saudaranya seperti ia mencintai kebaikannya sendiri." .